Jumat, 21 November 2025

Membuat Proyek LKPD AR 3D “Pohon Rukun Iman” Menggunakan Assemblr Edu

Kegiatan Proyek LKPD AR 3D “Pohon Rukun Iman” merupakan bagian dari upaya inovasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 4 Babussalam. Pembelajaran berbasis proyek ini dirancang untuk memperkuat pemahaman peserta didik terhadap enam rukun iman secara bertahap melalui aktivitas visual, kreatif, dan kolaboratif. Dengan memanfaatkan media digital, khususnya platform Assemblr Edu, siswa tidak hanya terlibat dalam proses pembelajaran berbasis teks, tetapi juga terpapar pengalaman belajar yang lebih interaktif melalui Augmented Reality (AR).

Proyek ini berlandaskan pada prinsip bahwa pembelajaran agama harus mampu memberikan pengalaman belajar bermakna yang relevan dengan dunia nyata peserta didik. Rukun iman sebagai fondasi keyakinan umat Islam merupakan materi utama yang harus dipahami siswa secara mendalam. Oleh karena itu, guru merancang LKPD dalam bentuk metafora visual berupa “pohon”, yang setiap cabang atau daunnya mewakili satu rukun iman. Representasi ini mempermudah siswa memetakan konsep, mengingat materi, serta memahami hubungan antar unsur ajaran secara sistematis.

Dalam pelaksanaannya, siswa diajak membuat lembar kerja digital maupun visual yang memuat penjelasan enam rukun iman: iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, dan qada dan qadar. Setiap siswa mengembangkan isi LKPD sesuai pemahaman mereka, lengkap dengan contoh aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran tidak berhenti pada ranah kognitif semata, tetapi juga menyentuh ranah afektif dan psikomotor sesuai standar pembelajaran modern.

Penggunaan Assemblr Edu dalam proyek ini memberi nilai tambah yang signifikan. Peserta didik belajar memindahkan konsep abstrak ke dalam bentuk digital 3D yang dapat ditampilkan melalui AR. Dengan memindai proyek yang telah dibuat, seluruh bagian pohon dapat muncul dalam bentuk visual tiga dimensi, memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan imersif. Pendekatan seperti ini juga selaras dengan tuntutan literasi digital pada era pembelajaran abad ke-21.

Dari sudut pandang pedagogis, kegiatan ini menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan menjadi fasilitator yang memberikan arahan, penguatan, serta bimbingan ketika siswa mengalami kesulitan. Model ini mendukung prinsip student-centered learning, di mana proses belajar dipilih, dikembangkan, dan dirasakan langsung oleh peserta didik.

Selain mengembangkan pemahaman keagamaan, proyek ini juga meningkatkan keterampilan lain yang tidak kalah penting, seperti kolaborasi, kreativitas, komunikasi, dan pemecahan masalah. Siswa berlatih bekerja secara mandiri atau berkelompok dalam mengumpulkan informasi, merancang desain visual, dan mempresentasikan hasilnya melalui teknologi digital. Dengan demikian, pembelajaran agama tidak hanya fokus pada aspek doktrinal, tetapi juga menumbuhkan soft skills yang diperlukan untuk perkembangan generasi masa depan.

Dari perspektif pendidikan karakter, proyek ini berupaya menanamkan nilai-nilai keimanan yang kuat pada siswa. Melalui visualisasi pohon, siswa belajar bahwa iman harus tumbuh, dirawat, dan memberikan manfaat dalam kehidupan, sebagaimana pohon yang sehat memberikan buah dan keteduhan. Pemahaman ini diharapkan membentuk kesadaran internal bahwa rukun iman bukan hanya konsep hafalan, tetapi sesuatu yang harus diwujudkan dalam tingkah laku nyata di sekolah dan di rumah.

Proyek ini juga memberikan ruang bagi diferensiasi pembelajaran. Siswa dengan kemampuan akademik berbeda tetap dapat berpartisipasi sesuai kapasitas masing-masing. Yang menyukai seni dapat menonjol melalui desain visual, yang terbiasa berpikir logis dapat fokus pada penyusunan uraian, dan yang mahir teknologi dapat memperkuat aspek digitalisasi. Dengan demikian, proyek ini menjadi inklusif dan memberi apresiasi pada keunikan setiap peserta didik.

Dalam implementasinya, siswa juga diberikan akses tambahan berupa tautan dan QR Code berisi materi pendukung. Hal ini memungkinkan siswa belajar secara mandiri di luar kelas melalui berbagai perangkat digital. Praktik ini mendukung model pembelajaran blended learning, di mana proses belajar tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga dapat diteruskan secara mandiri melalui sumber daring yang telah dipilih guru.

Secara keseluruhan, Proyek LKPD AR 3D “Pohon Rukun Iman” menjadi contoh nyata bagaimana pembelajaran agama dapat dikembangkan dengan pendekatan kreatif, inovatif, dan selaras perkembangan teknologi pendidikan. Kegiatan ini berhasil membawa siswa memahami ajaran agama secara lebih mendalam melalui pengalaman belajar yang menyenangkan, interaktif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Melalui pembelajaran seperti ini, sekolah diharapkan mampu menanamkan keyakinan, karakter, dan kompetensi abad 21 secara bersamaan dalam diri peserta didik.

0 komentar: