Sebagai seorang guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di era digital, Saya selalu mencari cara inovatif untuk membuat pelajaran tentang ibadah tidak lagi terasa kaku dan monoton. Salah satu tantangan terbesar dalam mengajarkan materi wudhu adalah bagaimana menyampaikan langkah-langkahnya secara visual dan interaktif, sehingga siswa tidak hanya hafal, tapi benar-benar memahami esensi kesucian. Pada kesempatan ini, saya memutuskan untuk merancang proyek pembelajaran interaktif menggunakan fitur Flash Card di Assemblr Edu. Proyek ini fokus pada bagian membasuh kedua tangan sampai siku, yang merupakan langkah keempat dalam tata cara wudhu. Dengan pendekatan augmented reality (AR), ia ingin mengubah poster sederhana menjadi portal pembelajaran yang hidup, di mana siswa bisa "merasakan" air mengalir melalui tangan virtual mereka. Proyek ini lahir dari keinginan untuk mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Islam, membuat siswa SD kelas 3-5 lebih antusias belajar di rumah maupun di kelas.
Assemblr Edu, sebagai platform desain AR yang ramah guru, menjadi pilihan utama saya karena kemudahannya dalam menciptakan konten tanpa memerlukan keterampilan coding mendalam. Fitur Flash Card di Assemblr memungkinkan pembuatan kartu digital yang bisa discan via QR code, membuka lapisan AR interaktif di atas dunia nyata. Saya memulai proyeknya di Assemblr Studio Web, mengakses editor melalui akun certified educator-nya. saya memilih template poster bertema "Wudhu Bersama Wudhu", yang sudah dilengkapi elemen grafis seperti masjid mini dan karakter kartun anak-anak berjubah. Langkah awal adalah mengonfigurasi domain proyek, memastikan akses publik agar bisa dibagikan via WhatsApp atau blog sekolah.
Proses pembuatan dimulai dengan tahap konfigurasi dasar. Saya mengunggah gambar poster utama yang menampilkan ilustrasi anak laki-laki membasuh tangan kanan dan kiri secara bergantian, lengkap dengan tetesan air animasi. Ia menambahkan QR code di pojok poster dengan label "Scan Me", yang akan memicu aktivasi AR saat discan melalui app Assemblr. Untuk elemen kustom, ia memilih orientasi vertikal agar sesuai dengan perangkat mobile siswa, dan menentukan skala objek AR agar tangan virtual tampak seukuran tangan asli. "Saya juga mengintegrasikan audio narasi dalam bahasa Indonesia yang lembut, membacakan ayat Al-Qur'an tentang kesucian, seperti QS. Al-Maidah: 6," tambahnya. Tahap ini memakan waktu sekitar 15 menit, dan hasilnya adalah fondasi yang solid untuk interaksi selanjutnya.
Manfaat proyek ini bagi siswa sangatlah luas. Di tengah pandemi yang membuat pembelajaran jarak jauh menjadi norma, Flash Card AR seperti ini membantu siswa mempraktikkan wudhu tanpa pengawasan langsung, sekaligus membangun rasa percaya diri dalam beribadah. Guru Suherman merasakan peningkatan engagement saat membagikannya ke grup kelas: anak-anak berebut scan QR code, dan orang tua pun ikut terlibat dengan memuji kreativitasnya. "Ini bukan hanya belajar, tapi juga membangun kebiasaan suci melalui media visual yang menarik," jelasnya. Proyek ini juga selaras dengan kurikulum Merdeka, yang mendorong pembelajaran berbasis proyek dan teknologi.
Akhirnya, proyek "Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku" ini menjadi inspirasi bagi rekan guru Suherman untuk bereksperimen lebih lanjut dengan Assemblr Edu. Ia berencana mengembangkannya menjadi seri lengkap tata cara wudhu, lengkap dengan tracking progress siswa via dashboard. Bagi Anda yang ingin mencoba, unduh app Assemblr sekarang dan mulai ciptakan proyek serupa—siapa tahu, ini menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi dalam pendidikan agama. Selamat berkreasi, dan semoga ilmu ini bermanfaat untuk generasi penerus umat!



0 komentar:
Posting Komentar